Katanya jalan lebar macet ilang



Sering kali kita mendengar "pertumbuhan kendaraan bermotor tidak seimbang dengan pertumbuhan jalan. Rasio idealnya bla bla bla...." Maaf bagi saya itu tidak bisa diterima nalar saya. Kenapa?? Saya umpamakan saja kendaraan itu air dan botol adalah jalannya. Sebesar apapun botolnya, selama airnya terus mengalir botol akan penuh. Coba ambil contoh Jakarta yang jalannya sudah sangat lebar tetap saja macet. Dahulu sebelum jalan itu dibuat, saya yakin jalan itu sudah macet juga. Lalu adalah pandangan rasio jalan tidak berimbang dan bla bla bla.. Buktinya beberapa tahun kemudian bukannya macet berkurang tapi makin menjadi.



Sekarang saya pengin sekali membahas jalan-jalan di Bali yang macetnya sudah termasuk krodit. Pemikiran para pengambil kebijakan sekarang sama persis dengan para pengambil kebijakan Jakarta dahulu kala ketika masih asri. Dengan embangun jalan tol di Bali macet akan berkurang.. Betul.. Tapi bertahan berapa lama??? Kalau tetap tidak ada perubahan kebijakan secara ekstrim, macet total plus KERUSAKAN LINGKUNGAN MASIV akan terjadi. Untuk pembangunan jalan tol sekarang aja banayk pohon bakau/mangrove yang dihabisi :(



Kenapa tidak coba untuk mencoba untuk merubah kebijakan tentang kendaraan bermotor di Bali saja. Pajak dinaikkan misalnya. Tujuannya bukan menghambat laju perekonomian tapi lebih memberdayakan kendaraan umum seperti trans sarbagita yang sampai sekarang setelah setahun lebih beroperasi belum memberi dampak yang signifikan. Atau buatlah komuter/trem dalam kota yang menjangkau semua daerah.

Tapi semua itu adalah pilihan. Mau berubah untuk menjadi lebih baik atau tunggu beberapa tahun lagi agar kendaraan stuck tak bergerak. Saat itu datang, maaf kata terlambat sudah datang. Jikalau saat itu datang (moga-moga saja ga) ingin sekali saya baca tulisan saya ini kembali. Jadi kayak surat yang dikirim ke server wordpress dan akan saya baca beberapa tahun kemudian.

4 Komentar

  1. Setuju om surya,,, butuh lebih dari sekedar pelebaran jalan. kalo populasi pemakaian kendaraan pribadi tidak dikendalikan, mo jalan selebar apapun gak pernah cukup.

    BalasHapus
  2. akhirnya ada pula yang sependapat dengan saya :)

    BalasHapus
  3. Emang begitu, dalam studi sistem dinamis, penambahan / pelebaran jalan perkotaan tidak akan membuat lalu lintas makin lancar, tapi cenderung menambah kendaraan yang lewat dan pada satu titik akhirnya macet lagi. Solusi paling ideal adalah penyediaan angkutan umum sehingga pengguna kendaraan pribadi mau meninggalkan mobilnya di rumah dan memilih angkutan umum. Hal ini hanya bisa berhasil jika diterapkan segmentasi yang tepat. Jangan harap orang yang terbiasa berbaju keren, rapi dan bersih mau naik angkot yang sumpek, berjejalan dan kotor... :D

    BalasHapus
  4. Hmmm.. ada lagi yang sependapat dengan saya :)
    setuju bro.. saya lebih rela bermacet2an dahulu saat pembangunan transportasi massal akan dibangun. Tapi saya ga rela bermacet2an hanya untuk pelebaran jalan!
    Dan satu lagi mental orang kita yang harus dibenahi untuk ikut memelihara fasilitas umum layaknya milik sendiri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama